Penggunaan BBM Biodiesel Tak Pernah Ada Komplain

Penggunaan BBM Biodiesel Tak Pernah Ada Komplain

INFO NASIONAL – Selama kurun waktu tujuh tahun terakhir, tingkat pencampuran biodiesel terus ditingkatkan dari 15 persen (B15) pada 2015, 20 persen (B20) pada 2016, dan 30 persen (B30) pada tahun 2020. Edi menjelaskan, setiap peningkatan persentase pencapuran dilakukan peningkatan kualitas atau spesifikasi Biodiesel, dengan tujuan utama untuk melindungi kepentingan pengguna atau konsumen. 

“Selama 7 tahun terakhir ini semua berjalan dengan baik, terbukti tidak ada komplain resmi yang disampaikan kepada pemerintah atas penggunaan Biodiesel,” kata Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo.

Karena itu, menurutnya, implementasi program pemakaian bahan bakar minyak (BBM) Biodiesel 35 persen (B35) yang sudah dimulai sejak 1 Februari 2023 berjalan dengan sangat baik. “Saat ini dari 72 lokasi titik serah (Terminal BBM), 70 sudah mengimplementasikan B35, sedangkan sisanya dalam proses up-granding infrastruktur,” ujarnya.

Program mandatori B35 ini sebelumnya telah dilakukan pada 1 Februari 2023. Kemudian diterapkan sepenuhnya secara nasional mulai 1 Agustus 2023. B35 merupakan bahan bakar dengan presentase pencampuran bahan bakar nabati (BBN) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) sebesar 35 persen.

Plt Deputi Bidang Koordinassi Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi, mengatakan, sejak tahun 2008, pemerintah telah melaksanakan program mandatori Biodiesel untuk mengurangi ketergantungan impor Solar yang dimulai dengan B2,5. “Saat ini sedang berjalan program mandatori B35 per 1 Februari 2023,” kata Elen dalam Dialog Industri: Kejar Devisa Lewat Program B35, yang digelar Tempo di Golden Ballroom Hotel Sultan, Senin, 31 Juli 2023.

Elen menjelaskan, realisasi distribusi B35 sampai 30 Juni 2023, volume Biodiesel yang tersalurkan sebesar 5,44 juta KL atau 41,86 perse dari target 2023 sebesar 12,99 juta KL. “Potensi penghematan devisa mencapai US$3,59 miliar atau Rp55,23 triliun,” ujarnya.

Iklan

Menurutnya, bahan bakar B35 memiliki manfaat tidak sedikit. Salah satunya membuat harga crude palm oil (CPO) menjadi stabil. “Dari produksi CPO yang melimpah itu sebagian dikonsumsi untuk energi yang lebih ramah lingkungan. Ketika subsitusi bahan bakar ini berhasil, impor turun. Produksinya juga makin berkembang,” kata Elen.

Penggunaan B35 pun bisa menghemat devisa hingga kurang lebih US$ 8,4 miliar. Hal ini seiring menurunnya porsi impor solar. Potensi penghematan ini, Elen melanjutkan, juga meningkat jauh dari tahun 2018. “Dulu hanya US$ 1,89 M ketika menerapkan B20”.

Merujuk data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Elen menuturkan impor solar berkurang hingga 7,19 juta kiloliter. Sebab ketika 2012, impor solar mencapai 12,46 juta kiloliter. Sedangkan pada 2022, hanya 5,27 juta kiloliter.

“Kemudian penjualan biodiesel meningkat 24,26 juta kiloliter. Tahun 2012 hanya 9,13 juta kiloliter dan 2022 mencapai 33,39 juta kiloliter,” kata Elen.(*)



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *