Kamis, 24 Agustus 2023 – 17:58 WIB
Jakarta – Influenza merupakan infeksi saluran pernapasan dan terjadi sepanjang tahun di Indonesia. Setiap tahunnya, berbagai galur atau strain virus influenza bersirkulasi secara bersamaan. Influenza juga mudah menular sebab bisa menyebar melalui droplet dan aerosol.
Baca Juga :
Ini Perbedaan Skrining dan Deteksi Dini untuk Mengetahui Risiko Kanker Paru
Dalam sebuah studi yang dilakukan CDC di Indonesia tahun 2019, kejadian Influenza Like Illness (ILI) & Severe Acute Respiratory Infection (SARI) di Jakarta Timur menunjukkan angka yang signifikan yaitu 31% pada ILI, 15% pada SARI. Bahkan, penelitian pada 2011, ada sekitar 200.000 pasien dirawat inap karena mengalami flu.
Sementara itu, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, Wakil Ketua Indonesia Influenza Foundation dan Pakar Imunisasi dari PAPDI menyebut bahwa untuk menangani influenza itu diperlukan sekitar 1.396 triliun rupiah.
Baca Juga :
Dokter Ungkap Polusi Udara Picu Tensi Tinggi Hingga Serangan Jantung, Kok Bisa?
“Penanganan influenza dapat menelan biaya yang signifikan. Pada 2011, Indonesia mengeluarkan biaya sebanyak 831 miliar rupiah untuk rawat jalan dan 540 miliar rupiah untuk rawat inap,” kata Prof. Samsuridjal dalam acara konferensi pers Konsensus Panduan Vaksinasi Influenza pada Pasien Diabetes di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Agustus 2023.
Baca Juga :
Tak Ada Gejala Khas, Kanker Paru Kini Bisa Dideteksi Sejak Dini
Perlu dipahami bahwa influenza bukan sekadar batuk pilek biasa. Sebaliknya, gejala influenza lebih berat yaitu demam yang mendadak, batuk (biasanya kering), pusing, nyeri otot dan sendi, lelah berat, nyeri tenggorokan dan pilek.
Influenza juga dapat menyebabkan komplikasi serius pada kelompok berisiko tinggi seperti wanita hamil, anak di bawah 59 bulan, lansia, orang dengan penyakit kronis dan gangguan metabolik seperti Diabetes melitus (DM).
Halaman Selanjutnya
Selain memperburuk kondisi komorbid atau penyakit yang dialami, influenza pada kelompok berisiko tinggi dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian. Khusus bagi penyandang diabetes, risiko terpapar infeksi lebih rentan terjadi dibandingkan populasi non-diabetes.
Quoted From Many Source